Apa yang kita Lakukan Menyambut Tahun Baru Masehi 2016 ?

By | 31 Desember 2015
tahun baru

Dalam hitungan jam, jutaan umat manusia di dunia ini akan menyambut kalender masehi tahun baru 2016 yang akan menjelang beberapa saat lagi. Tahun 2015 akan ditinggalkan dengan segala kenangan di dalamnya. Tahun 2016 insyaAllah akan terukir amalan, semoga dengan amalan baik.

Usia bumi ini menurut kalender masehi sudah akan berusia 2016 tahun, lumayan lama ya?

Tapi sebenarnya kalau dibandingkan dengan satu hari di akhirat, baru sebentar, baru 2 hari saja, nah lho? kenapa? Karena 1 hari di akhirat adalah 1000 tahun di dunia. masyaAllah!

Apakah anda termasuk yang sudah mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya tahun 2016 yang kebetulan memang bertepatan dengan saatnya liburan sekolah ini?

Mungkin, diantara anda ada yang melakukan persiapan untuk menyambut datangnya tahun 2016 itu sejak jauh-jauh hari, dari mulai beli terompet, petasan, tempat penginapan, tempat wisata sudah diburu orang untuk dapat menyaksikan peralihan waktu menyambut tahun baru masehi.

Para pedagang terompet dan jagung bakar sudah standby menjajakan dagangannya. Hotel-hotel, penginapan dan tempat-tempat wisata sudah bersolek dan menyiapkan berbagai acara menarik dengan mendatangkan artis-artis terkenal untuk menyambut para tamunya dan pengunjung.

Celakanya, tak ketinggalan tempat-tempat maksiat juga menyajikan aneka kegiatan, acara dan tontonan yang menarik. Tak heran pergantian tahun merupakan kesempatan pemuda-pemudi yang sedang dimabuk cinta untuk boncengan dan keluyuran bahkan melakukan hal yang dilarang agama. Tahun baru juga dimanfaatkan orang-orang yang tidak mempunyai pondasi agama untuk mabuk-mabukan, pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, dan lain sebagainya dari berbagai kemaksiatan dan dosa.

Sssstt….tahukah Anda sebenarnya tahun baru Islam (1437 Hijriah) sudah lewat beberapa bulan yang lalu? Ya, tahun baru sesuai dengan kalender Islam yakni 1437 Hijriah memang sudah berlalu 14 Oktober 2015 yang lalu.

Perbedaan Tahun Baru Hijriah dan Tahun Baru Masehi.

Inilah perbedaan antara Tahun Masehi dengan Tahun Hijriah :

1. Asal Mula

Dari manakah mulainya penanggalan kalender Hijriah dimana dimulainya tahun 1 kalender Islam ? apakah dihitung setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW?

Ada yang mengusulkan dihitung dari tahun kelahiran Muhammad sebagai awal patokan penanggalan Islam. Ada yang mengusulkan pula awal patokan penanggalan Islam adalah tahun wafatnya Nabi Muhammad. Pada tahun 638 M (17 H). Khalifah Umar bin Khatab menetapkan awal patokan penanggalan Islam adalah tahun dimana hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.

Penentuan awal patokan ini dilakukan setelah menghilangkan seluruh bulan-bulan tambahan (interkalasi) dalam periode 9 tahun. Tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622, dan tanggal ini bukan berarti tanggal hijrahnya Nabi Muhammad. Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad terjadi bulan September 622 M. Dokumen tertua yang menggunakan sistem Kalender Hijriah adalah papirus di Mesir pada tahun 22 H.

Kalender masehi merupakan salah satu system penanggalan yang dibuat berdasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari (syamsiah solar system) yang penanggalannya dimulai semenjak kelahiran Nabi Isa Almasih as. (sehingga disebut Masehi ; Masihi).

Nama lain dari kalender ini adalah kalender Milladiah (kelahiran). Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.

Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskkitariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

2. Penentuan Tanggal

Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut.

Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.

3. Nama Bulan

Nama-nama Bulan pada tahun Masehi

JANUARI. Merupakan bulan pertama dalam tahun Masehi Januarius Mensis (Latin, bulan Januari) dan bulan ini bisa dikatakan berwajah dua. Wajah yang satu menghadap ke tahun sebelumnya dan lainnya ke tahun berjalan.

FEBRUARI. Merupakan bulan kedua dalam tahun Masehi. Berasal dari nama dewa Februus, Dewa Penyucian.

MARET. Merupakan bulan ketiga dalam tahun Masehi. Berasal dari nama Dewa Mars, Dewa Perang. Pada mulanya, Maret merupakan bulan pertama dalam kalender Romawi, lalu pada tahun 45 SM Julius Caesar menambahkan bulan Januari dan Februari di depannya sehingga menjadi bulan ketiga.

APRIL. Merupakan bulan keempat dalam tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Aprilis, atau dalam bahasa Latin disebut juga Aperire yang berarti ”membuka”. Diduga kuat sebutan ini berkaitan dengan musim bunga dimana kelopak bunga mulai membuka. Juga diyakini sebagai nama lain dari Dewi Aphrodite atau Apru, Dewi Cinta orang Romawi.

MEI. Merupakan bulan kelima dalam kalender Masehi. Berasal dari nama Dewi Kesuburan Bangsa Romawi, Dewi Maia.

JUNI. Merupakan bulan keenam dari tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Juno.

JULI. Merupakan bulan ketujuh dari tahun Masehi. Di bulan ini Julius Caesar lahir, sebab itu dinamakan sebagai bulan Juli. Sebelumnya bulan Juli disebut sebagai Quintilis, yang berarti bulan kelima dalam bahasa Latin. Hal ini dikarenakan kalender Romawi pada awalnya menempatkan Maret sebagai bulan pertama.

AGUSTUS. Merupakan kedelapan dalam kalender Masehi. Seperti juga nama bulan Juli yang berasal dari nama Julius Caesar, maka bulan Agustus berasal dari nama kaisar Romawi, yaitu Agustus. Pada awalnya, ketika Maret masih menjadi bulan pertama, Maret menjadi bulan keenam dengan sebutan Sextilis.

SEPTEMBER. Merupakan bulan kesembilan dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Septem, yang berarti tujuh. September merupakan bulan ketujuh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

OKTOBER. Merupakan bulan kesepuluh dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Octo, yang berarti delapan. Oktober merupakan bulan kedelapan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

NOVEMBER. Merupakan bulan kesebelas dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Novem, yang berarti sembilan. November merupakan bulan kesembilan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

DESEMBER. Merupakan bulan keduabelas atau bulan terakhir dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Decem, yang berarti sepuluh. Desember merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM. Dibulan inilah diyakini lahirnya Dewa Matahari (25 Dec) yang kemudian diadopsi oleh Kristen menjadi perayaan gereja, yakni Natal Yesus Kristus

Nama Bulan pada tahun Hijriyah

Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW (ditemani Abu Bakar) dari Mekah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29 – 30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman ALLAH SWT :

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (At Taubah(9):36).

1. Muharram. Artinya, yg diharamkan atau menjadi pantangan. Di bulan Muharram, dilarang untuk berperang.

2. Shafar. Artinya, kosong. Di bulan ini, lelaki Arab pergi untuk merantau atau berperang.

3. Rabi’ul Awal, artinya masa kembalinya kaum lelaki yg merantau (shafar).

4. Rabi’ul Akhir, artinya akhir masa menetapnya kaum lelaki.

5. Jumadil Awal, artinya awal kekeringan. Maksudnya, mulai terjadi musim kering.

6. Jumadil Akhir, artinya akhir kekeringan. Dengan demikian, musim kering berakhir.

7. Rajab, artinya mulia. Jaman dulu, bangsa Arab sangat memuliakan bulan ini.

8. Sya’ban, artinya berkelompok. Biasanya bangsa Arab berkelompok mencari nafkah.

9. Ramadhan, artinya sangat panas. Bulan yg memanggang (membakar) dosa, karena di bulan ini kaum Mukmin diharuskan berpuasa/shaum sebulan penuh.

10. Syawwal, artinya kebahagiaan.

11. Zulqaidah, artinya waktu istirahat bagi kaum lelaki Arab.

12. Zulhijjah, artinya yg menuaikan haji.

4. Nama Hari

Kalender Hijriyah terdiri dari 7 hari. Sebuah hari diawali dengan terbenamnya matahari, berbeda dengan Kalender Masehi yang mengawali hari pada saat tengah malam. Berikut adalah nama-nama hari:

Nama hari pada tahun Hijriah:

al-Ahad

al-Itsnayn

ats-Tsalaatsa’

al-Arba’aa / ar-Raabi’

al-Khamsatun

al-Jumu’ah

as-Sabat

Nama hari pada tahun Masehi :

Minggu

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jum’at

Sabtu

5. Penanggalan penting

Tanggal-tanggal penting dalam Kalender Hijriyah adalah:

1 Muharram: Tahun Baru Hijriyah

10 Muharram: Hari Asyura. Hari ini diperingati bagi kaum Syi’ah untuk memperingati wafatnya Imam Husain bin Ali

12 Rabiul Awal: Maulud Nabi Muhammad (hari kelahiran Nabi Muhammad)

27 Rajab: Isra’ Mi’raj

Bulan Ramadan: Satu bulan penuh umat Islam menjalankan Puasa di bulan Ramadan

17 Ramadan: Nuzulul Qur’an

10 hari ganjil terakhir di Bulan Ramadan terjadi Lailatul Qadar

1 Syawal: Hari Raya Idul Fitri

8 Dzulhijjah: Hari Tarwiyah

9 Dzulhijjah: Wukuf di Padang Arafah

10 Dzulhijjah: Hari Raya Idul Adha

11-13 Dzulhijjah:Hari Tasyriq

Tanggal-tanggal penting dalam Kalender Masehi adalah:

1 Januari : Tahun Baru Masehi

22 April : Wafat Isa Almasih

2 Juni : Kenaikan Isa Almasih

17 Agustus : Hari Kemerdekaan RI

25 Desember : Hari Raya Natal

Bagaimana menyikapi tahun baru

Terlepas dari penanggalan tahun baru masehi atau hijriah, sebenarnya apa yang perlu kita sikapi dengan pergantian tahun baru ?

1. Dengan bertambahnya tahun berarti jatah umur kita sudah berkurang

Harusnya kita sedih ya, berarti semakin dekat kita ditarik dari peredaran kehidupan yang fana ini dan pindah alam ke alam kubur.

2. Tahun berikutnya/ yang datang lebih jelek (secara kacamata agama) daripada tahun sebelumnya.

Berarti tantangan dan cobaan tidak semakin mudah, malah makin berat karena kemaksiatan makin merajalela segala modus dan sarana prasananya.

“Laa ya’ti ‘alaikum zamanun illa walladzi ba’dahu syarrun minhu”

” Tidak datang pada kalian suatu zaman, kecuali (tahun yang datang tersebut) lebih jelek daripada tahun sebelumnya”

“Laa ya’tiyanna zamanun ‘alannas, laa yubalil mar’u bima akhodal mal, amin halaalin au min haromin”

” Tidak datang suatu zaman kepada manusia, seseorang tidak peduli lagi dengan harta yang diperolehnya, apakah dari hasil yang harom ataukah dari hasil yang halal”

“Lam yabqo minaddunya, illaa balaun wa fitnatun”

” tidak tersisa dari dunia kecuali cobaan (bagi orang beriman) dan lapangan kerusakan (bagi orang tidak beriman)”..

Perlukah umat muslim turut merayakan tahun baru dengan cara berjingkrak-jingkrak dan berjoget-joget kegirangan serta larut dalam kegembiraan artificial? ikut-ikutan memubadzirkan uang dengan membakar petasan/ mercon?

Lebih elok untuk memasuki tahun baru itu dengan cara intropeksi diri apa yang telah kita lakukan ditahun lalu dan yang akan kita lakukan pada tahun depan dengan menuju kehidupan yang lebih baik dan jangan lupa berdoa semoga kita dapat menjalani hidup ini lebih baik lagi beribadah kepada Allah SWT.

Yuk, kita jaga anak-anak kita dan ikutkan dalam kegiatan pengajian akhir tahun supaya jangan sampai keluyuran kemana-mana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *