Keutamaan 5 Amalan Ibadah yang Khusus Ada di Bulan Dzulhijjah

By | 18 Agustus 2017
5 Amalan ibadah ini khusus ada di Bulan Dzulhijjah yang merupakan Keutamaan Bulan Dzulhijjah. Nomor 1 sd 4 khusus bagi kaum muslim yang sedang tidak menunaikan ibadah haji.
Inilah 5 (lima) amalan ibadah yang dikerjakan dalam Bulan Dzulhijjah baik amalan sunnah maupun amalan wajib yang khusus ada di Bulan Dzulhijah :
1. Tidak memotong rambut dan kuku Menjelang Qurban.
10 hari menjelang mengerjakan amalan qurban disunahkan untuk tidak memotong rambut dan kuku. (Insya Allah mulai tgl 22 agustus 2017 ). Hingga nanti pelaksanaan qurban dilaksanakan baru kita memotong kuku dan mencukur rambut.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :


ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻠَﺖِ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮُ ﻭَﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳُﻀَﺤِّﻰَ ﻓَﻼَ ﻳَﻤَﺲَّ ﻣِﻦْ ﺷَﻌَﺮِﻩِ ﻭَﺑَﺸَﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ

“Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan salah seorang dari kalian telah berniat untuk berqurban, maka janganlah ia memotong rambutnya dan kulitnya sedikitpun.” (HR. Muslim).

Dalam riwayat yang lain,

ﻓَﻼَ ﻳَﺄْﺧُﺬَﻥَّ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺮِﻩِ ﻭَﻻَ ﻣِﻦْ ﺃَﻇْﻔَﺎﺭِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻀَﺤِّﻰَ

“Janganlah ia memotong rambutnya dan kuku-kukunya sedikitpun sampai ia menyembelih.” (HR. Muslim).

Sehingga tidak heran kita melihat orang yang biasanya klimis tidak berkumis dan berjenggot, pada saat mengerjakan sunnah tidak memotong rambut dan kuku ini, kelihatan mukanya lebih lebat oleh kumis dan janggut, tiba-tiba jadi brewokan, orang sunda bilang “katingali bala“.
amalan di bulan dzulhijah
2. Puasa Arafah
Bagi warga muslim yang sedang tidak berhaji di sunnahkan mengerjakan amalan puasa Arofah yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah pada saat muslim yang berhaji melaksanakan wuquf di Arafah.
(Insya Allah puasa Arafah dikerjakan tanggal 31 agustus 17).

Inilah ganjaran pahala bagi yang melaksanakan Puasa Arafah, berdasarkan Sabda Rosulullah SAW:

ﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﺃَﺣْﺘَﺴِﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﻔِّﺮَ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﻭَﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺑَﻌْﺪَﻩُ
ﻭَﺻِﻴَﺎﻡُ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﺃَﺣْﺘَﺴِﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﻔِّﺮَ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻗَﺒْﻠَﻪُ

“ Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya. ” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).

BACA JUGA :
Meraih Keutamaan Sunnah Puasa Arafah

3. Sholat Idul Adha.
Ada beberapa amalan sunnah di Hari Raya Idul Adha, diantaranya :

a. Mandi.

Dalilnya:

ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﺳﺄﻝ ﻋﻠﻴﺎ ، ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ، ﻋﻦ ﺍﻟﻐﺴﻞ ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻏﺘﺴﻞ ﻛﻞ ﻳﻮﻡ ﺇﻥ ﺷﺌﺖ ، ﻗﺎﻝ : ﻻ ﺑﻞ ﺍﻟﻐﺴﻞ , ﻗﺎﻝ ﺍﻏﺘﺴﻞ ﻛﻞ ﻳﻮﻡ ﺟﻤﻌﺔ ، ﻭﻳﻮﻡ ﺍﻟﻔﻄﺮ ، ﻭﻳﻮﻡ ﺍﻟﻨﺤﺮ ، ﻭﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ

“Seorang lelaki bertanya kepada Ali radhiallahu’anhu tentang mandi, ia menjawab: ‘Mandilah setiap hari jika engkau mau’. Lelaki tadi berkata: ‘bukan itu, tapi mandi yang benar-benar mandi’. Ali menjawab: ‘Mandi di hari Jum’at, Idul Fitri, Idul Adha dan hari Arafah’ ”
(HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Al Irwa 1/177)

b. Memakai pakaian yang terbaik.
Sebagaimana diriwayatkan dari Nafi’:

ﺃَﻥَّ ﺍﺑْﻦَ ﻋُﻤَﺮَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻠْﺒَﺲُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌِﻴﺪَﻳْﻦِ ﺃَﺣْﺴَﻦَ ﺛِﻴَﺎﺑِﻪِ

“Ibnu Umar biasa mengenakan bajunya yang terbaik pada Idul Fitri dan Idul Adha ”(HR. Al Baihaqi 6143, dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 2/510)

c. Tidak makan hingga kembali dari sholat Ied.

Dalilnya hadits Buraidah:

ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻻ ﻳﺨﺮﺝُ ﻳﻮﻡَ ﺍﻟﻔﻄﺮِ ﺣﺘَّﻰ ﻳَﻄﻌَﻢ ، ﻭﻳﻮﻡَ ﺍﻟﻨﺤﺮِ ﻻ ﻳﺄﻛﻞ ﺣﺘَّﻰ ﻳﺮﺟﻊَ ﻓﻴﺄﻛﻞَ ﻣﻦ ﻧَﺴِﻴﻜﺘِﻪِ

“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau kembali dari sholat, lalu makan dengan daging sembelihannya ” (HR. Muslim 1308)

4. Ber-Qurban.

Inilah pahala terbesar di Bulan Dzulhijah, yakni mengerjakan qurban. Perintah Qurban adalah perintah Allah yang difirmankan-Nya dalam Surat Al Kautsar : 2

ﻓَﺼَﻞِّ ﻟِﺮَﺑِّﻚَ ﻭَﺍﻧْﺤَﺮْ

“ Sholatlah kepada Rabb-mu dan berqurbanlah ” (QS. Al Kautsar: 2)

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

” Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda “Tidak ada amalan yg dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yg lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya”. HR. Ibnu Majah


ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺷَﻬِﺪْﺕُ ﻣَﻊَ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺍﻷَﺿْﺤَﻰ ﺑِﺎﻟْﻤُﺼَﻠَّﻰ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﻀَﻰ ﺧُﻄْﺒَﺘَﻪُ ﻧَﺰَﻝَ ﻣِﻦْ ﻣِﻨْﺒَﺮِﻩِ ﻭَﺃُﺗِﻰَ ﺑِﻜَﺒْﺶٍ ﻓَﺬَﺑَﺤَﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻨِّﻰ ﻭَﻋَﻤَّﻦْ ﻟَﻢْ ﻳُﻀَﺢِّ ﻣِﻦْ ﺃُﻣَّﺘِﻰ

“Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu ‘anhu bahwasanya dia berkata, “Saya menghadiri sholat ldul Adha bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di mushalla (tanah lapang). Setelah beliau berkhutbah, beliau turun dari mimbarnya dan didatangkan kepadanya seekor kambing. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelihnya dengan tangannya, sambil mengatakan:

Dengan nama Allah. Allah Maha Besar. Kambing ini dariku dan dari orang-orang yang belum menyembelih di kalangan umatku”

Saking pentingnya berqurban Rasulullah s.a.w mengecam seorang Muslim yang mampu/ mempunyai keluasan harta untuk berqurban namun ia tidak mau berqurban.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ قَالَ

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memiliki keluasan harta dan tidak mau menyembelih qurban maka jangan mendekat tempat shalatku”.[Hadist Ibnu Majah No. 3123 Kitabul Adlohi]

BACA JUGA :
Qurban Sesudah Shalat Idul Adha Amalan Paling Afdhal di Bulan Dzulhijah

5. Haji dan Umrah
Ibadah Haji merupakan rangkaian ibadah yang hanya dikerjakan di Bulan Dzulhijjah saja. Jadi kita tidak bisa melaksanakan ibadah haji di luar bulan Dzulhijjah.

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima yang wajib dikerjakan oleh seorang muslim yang mampu. Bilamana ia mampu namun tidak mau melaksanakan ibadah haji maka ia dihukumi mati dalam keadaan yahudiyyan atau nashroniyyan.
Selain ancaman tersebut, orang yang melaksanakan haji akan mendapat balasan surga seperti disabdakan Rasulullah SAW :

وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلا الجَنَّةُ

“Adapun haji yang mabrur, tidak ada balasan yang pantas baginya kecuali surga” (H.R. Tirmidzi)
Adapun rangkaian ibadah haji adakah sebagai berikut :

1. Umrah, tawaf di Baitullah diakhiri dengan shalat 2 rakaat di belakang Makom Ibrahim dilanjutkan dengan Sai Safa Marwah. Umrah bisa dilaksanakan dalam bulan haji atau di luar bulan haji. Bulan haji adalah tanggal 1 Syawal sampai dengan 10 Dhul-Hijjah.

2. Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzul-Hijjah.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَعَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَطَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ يَعْمَرَ الدِّيلِيَّ، قَالَ: شَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ وَاقِفٌ بِعَرَفَةَ، وَأَتَاهُ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ نَجْدٍ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ الْحَجُّ؟ قَالَ: الْحَجُّ عَرَفَةُ، فَمَنْ جَاءَ قَبْلَ صَلَاةِ الْفَجْرِ، لَيْلَةَ جَمْعٍ، فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ، أَيَّامُ مِنًى ثَلَاثَةٌ، فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ، فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ، وَمَنْ تَأَخَّرَ، فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ، ثُمَّ أَرْدَفَ رَجُلًا خَلْفَهُ، فَجَعَلَ يُنَادِي بِهِنَّ … الحدث

3. Mabit / menginap di Muzdalifa malam tanggal 10 Dzulhijjah

4. Melempar Jumroh Aqobah di Mina waktu dhuha tanggal 10 Dzulhijjah
5. Menyembelih dam / hadiyah atau Qurban bagi yang berqurban
6. Cukur rambut kepala dan lukar, dan semua larangan ihram sudah halal kecuali berhubungan suami-istri, sebelum Tawaf Ifadhoh.
7. Tawaf Ifadhoh di Baitullah disambung dengan Sai Safa Marwa.
8. Pada malam tanggal 11, 12 dan 13 Dhul-Hijjah bermalam / mabit di Mina dan siang harinya, melempar jumroh Ula – Wustho – Aqobah. Waktu melempar mulai matahari condong ke barat sampai sebelum terbenam.
Bagi jamaah yang nafar awal amalan mabit di Mina dan melempar 3 jumrah cukup sampai tanggal 12 Dhul-Hijjah. Sebelum matahari terbenam harus sudah meninggalkan Mina.

9. Menjelang pulang mengerjakan tawaf wada’ (tawaf perpisahan)
Itulah 5 amalan besar yang dikerjakan khusus dan hanya ada dalam Bulan Dzulhijah baik yang sedang menunaikan ibadah haji maupun yang tidak sedang beribadah haji.

Semoga Allah memberi manfaat dan barokah. Aamiin.

2 thoughts on “Keutamaan 5 Amalan Ibadah yang Khusus Ada di Bulan Dzulhijjah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *