Sudahkah kita terdaftar sebagai penumpang di gerbong qurban ? Ayo Jangan Ketinggalan Kereta!

By | 9 September 2016

Ketinggalan Kereta, Perih Jendral !

Ada satu peribahasa mengatakan, “Lebih Baik Telat, Daripada Telat Banget”, plesetan dari “Lebih Baik Telat, Daripada Tidak sama Sekali”.

Terkadang kita melakukan sesuatu yang mungkin sudah agak telat dilakukan, misalnya menghafalkan Al Quran di saat usia sudah tidak muda lagi. Sehingga, menghafal yang baru, yang kemarin dihafalkan sudah lupa lagi. Atau misal sekarang baru menyadari kekeliruan atau kesalahan yang kita lakukan, baru sadar di saat sudah jauh berjalan, tentu peribahasa daripada tidak sama sekali, masih cocok, apalagi kalau menyangkut masalah kebaikan, pertaubatan, mengejar ketertinggalan amalan karena mungkin dulu di kala muda kita super sibuk mencari keduniaan, dsb.

Nah, untuk kasus “ketinggalan kereta”, peribahasa di atas baik yang aslinya maupun yang plesetannya tentu ini tidaklah tepat.

Jangan Ketinggalan Kereta

Tertinggal kereta bukanlah perkara yang mudah, selain uang yang kita keluarkan untuk membeli tiket menjadi hangus dan tak bisa kembali, kita juga harus beli tiket baru yang bila ganti kereta ya harganya terkadang bisa lebih mahal, juga tentu akibat ketinggalan kereta harus dilakukan penjadwalan ulang rencana kegiatan yang sudah disusun sebelumnya.

Karena tertinggal kereta, mungkin jadwal/ rencana ke depan yang sudah di setting tidak berjalan sesuai harapan, karena harus penjadwalan ulang, misal sedianya akan menghadiri undangan atau rapat, karena tertinggal kereta sehingga akan hadir terlambat karena harus membeli tiket selanjutnya yang belum tentu jadwalnya berdekatan dengan tiket sebelumnya.

Apa hubungannya, judul artikel di atas dengan isi tulisan ini?

Baiklah, begini ceritanya, tadi shubuh, saya mengantar keponakan yang akan menuju Jawa Timur dengan naik Kereta Pasundan pada pukul 5.20. Alhamdulillah kami sampai di Stasiun Kiaracondong Bandung pada pukul 5 lebih sedikit.

Pemeriksaan tiket menuju gerbong kereta

Setelah check in tiket, singkat cerita keponakan saya memasuki pemeriksaan tiket dan langsung menuju kereta yang dimaksud. Tinggal mencari gerbong dan tempat duduk yang tertera di tiket kereta dan duduk manis menunggu keberangkatan kereta sesuai jadwal.

Di sela menunggu keberangkatan keponakan saya pada pukul 5.20 tepat, saya menunggu di tempat parkiran. Nah, menjelang pukul 5.18 masih ada yang tergopoh-gopoh dari tempat parkiran menuju stasiun karena waktu tinggal 2 menit lagi. Bisa dibayangkan betapa paniknya ia, apalagi ia seorang perempuan ketika para petugas memperingatkan segera mengejar waktu bila tidak ingin tertinggal kereta.

Singkat cerita, wanita ini berhasil mengejar kereta yang belum berangkat dan terlihat pengantarnya cukup lega.

Nah, setelah itu ternyata masih ada yang baru sampai di tempai parkiran, dan sudah bisa ditebak ia akan teritnggal kereta. Ketika diberitahu kereta sudah berangkat, ia panik campur kecewa karena tidak ditunggu oleh kereta. Ya, iyalah. Jangankan telah bermenit-menit, telat satu menit dua menit saja kereta sudah meluncur tanpa ampun dan tertinggallah tanpa ditunggu bapak masinis karena mereka harus tepat waktu dari satu stasiun ke stasiun lain agar perjalanan kereta tidak menjadi kacau.

Menurut pengalaman penulis, saat ini pihat kereta api hampir selalu on time dan on schedule, kapan dan dimana harus berhenti selalu tepat sesuai jadwal yang ditentukan.

Kasus tertinggal kereta, mungkin salah satu kejadian tak mengenakan yang terjadi, yang pasti kejadian ini adalah qodar / taqdir yang sudah pasti, yang sudah ditetapkan Allah SWT. Namun sebuah kejadian jelek yang menimpa seseorang, mungkin juga karena mengandung kesalahannya sendiri.

Untuk kasus ketinggalan kereta, mungkin kita tidak memperkirakan perjalanan yang terkadang sulit ditebak akibat kemacetan di jalan, apalagi kalau bangunnya kesiangan karena tidurnya terlalu malam setelah nonton televisi terlalu malam, atau karena terlalu santai sehingga waktu berlalu begitu saja, atau karena masalah teknis dan non teknis lainnya.

Kasus ketinggalan kereta hanyalah masalah keduniaan, yang tentunya bisa diganti atau diperbaiki di waktu lain. Namun untuk kasus kereta yang membawa ke Surga-Nya Allah dan Selamat dari neraka-Nya Allah, nah ini yang kita jangan sampai ketinggalan tidak terbawa dalam gerbong.

Banyak Kereta yang mengajak kita kepada amalan besar dan derajat surga, Nah, untuk hal yang ini Jangan samapi ketinggalan ya!

In syaa Allah sebentar lagi kita akan menjumpai amalan qurban, janganlah kita terlewat tidak menjadi peserta atau calaon penumpang dengan amalan yang pahalanya besar ini. Seperti disabdakan Rasulullah SAW :

Hadits Ibnu Majah 3117

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنِي أَبُو الْمُثَنَّى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Nabi Muhammad SAW bersabda : Tidak ada amalan yang dikerjakan anak turun Nabi Adam pada hari menyembelih (hari raya kurban), yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla daripada mengalirkan darah (menyembelih hewan qurban). Sesungguhnya (hewan qurban itu) pada hari kiamat, ia akan datang dengan tanduknya, kukunya & bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah (dari hewan qurban yang disembelih tersebut) akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah (pahalanya sudah sampai kepada Allah sebelum darahnya jatuh ke tanah), maka bagusilah jiwa kalian dengannya. [HR. Ibnu Majah No.3117].

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ الْعَسْقَلَانِيُّ حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِينٍ حَدَّثَنَا عَائِذُ اللَّهِ عَنْ أَبِي دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الْأَضَاحِيُّ قَالَ سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ قَالُوا فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ

Sabda Nabi SAW : (Qurban ini) adalah sunnah (ajaran) bapak kalian, Nabi Ibrahim. Mereka shahabat bertanya, “wahai Rasulullah, lantas apa yang akan kami dapatkan dengan berqurban?”. Rasulullah menjawab : “Setiap rambut adalah satu kebaikan”. Mereka bertanya lagi, “Bagaimana dengan bulu-bulu halusnya wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab: “Dari setiap rambut/bulu halus, satu kebaikan. [HR. Ibnu Majah – No.3118]. 

Oleh karenanya, ayo daftarkan diri anda menjadi peserta/penumpang gerbong qurban dan jangan sampai ketinggalan keretanya.

” Naik kereta api, tut…tut…tut….

Siapa hendak turut…..

Ke Surga, aku ikut…..”

Untuk hal akhirat, mari kita terus berdoa dan berupaya, siapkan tiket anda untuk pemeriksaan, jangan sampai ketinggalan kereta yang gerbongnya membawa ke arah surga Allah selamat dari neraka Allah!

Jadilah penumpang yang baik dan tidak ketinggalan kereta!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *