Dahsyatnya Keutamaaan Membiasakan Membaca Istighfar

By | 19 Juni 2016
istighfar

Kalimat istighfar adalah kalimat permintaan / permohonan ampun kepada Allah SWT. Lafadz nya bisa :

  • Astaghfirullah, (أَسْتَغْفِرُ اللهَ), artinya : saya minta ampun kepada Alloh,
  • Astaghfirullahal adzim، (اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ)، artinya : saya minta ampun kepada Allah yang Maha Agung),
  • Astaghfirullohalladzi Laa ilaaha illa Huwal Hayyul Qoyyum, wa atuubu ilaihi,
(أسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ الَّذِي لاَ إلَهَ إلاَّ هُوَ، الحَيُّ القَيُّومُ، وَأتُوبُ إلَيهِ)
(saya memohon ampun kepada Dzat yang Tiada Tuhan yang wajib disembah, kecuali DIA ALLAH Yang Maha Hidup dan Tegak, dan saya bertaubat kepada-Nya),
  • dll.

Orang yang melazimkan atau membiasakan/ mendawamkan membaca istighfar ada keutamaan tersendiri yang Allah berikan kepadanya, seperti disebutkan dalam Hadits Riwayat Abu Dawud berikut ini :

مَنْ لَزِمَ الْإِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَـخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا

وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَايَـحْتَسِبُ ۞ رواه ابو دسود ج ١ ص ٣٤٨

” Barang siapa yang melazimkan (membiasakan) membaca (melafalkan/ mengucapkan) istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya jalan kelapangan dari tiap kesempitan, dan jalan keluar atas segala kesusahan dan Allah akan memberinya rizqi yang tidak disangka-sangka / dari arah tak terduga”.

Dalam Kitab Suci Al-Qur’an, Nabi Nuh AS mengatakan :

فَقُلْتُ اسْتغْفِرُوا ربَّكُمْ إِنّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرارا (11) سورة نوح اية ١٠-١١

” Mintalah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun. Alloh akan melepas rohmatnya kalau kita banyak istighfar “.

Kisah Imam Ahmad dan Tukang Roti

Suatu kisah dari Imam Ahmad, pimpinan ulama jaman itu, orang yang paling terkenal saantero dunia saat itu. Imam Ahmad adalah seorang ulama yang senang/ selalu mencari ilmu, mengembara mencari ilmu.

Dalam riwayat, diterangkan beliau selalu membawa pulpen yang diletakkan di telinganya dan selalu membawa tempat tinta yang dicantolkan di sakunya.

Ketika ditanya oleh muridnya: “sampai kapankah engkau bersama tempat tintamu? bukankah engkau sudah dijuluki jadi imam hadits, “amirul mu’minin fil hadits”? (Karena beliau punya hafalan hadits sampai satu juta hadits. “Koq engkau masih mencari ilmu, koq engkau masih membawa-bawa pulpen?”, demikian pertanyaan muridnya.

Imam Ahmad menjawab: “insyaAllah saya akan bersama pulpen dan tinta ini sampai ke kuburan (sampai mati)”. Itulah Imam Ahmad. Menunjukkan bahwa beliau merasa bahwa seseorang itu akan tetap ‘alim selama mau mencari tambahan ilmu. Pada saat orang itu merasa ‘alim pada saat itulah dia merasa bodoh.

Pada suatu saat karena kecapaian, Imam Ahmad mau masuk ke sebuah masjid untuk beistirahat. Ternyata (karena penjaga masjid itu tidak mengenali Imam Ahmad) oleh penjaga mesjid tersebut, beliau diusir, tidak boleh tidur di masjid tersebut. Meeskipun begitu, Imam Ahmad tidak mengaku/ bilang bahwa : “saya ini Imam Ahmad!”.

Akhirnya beliau duduk di tangga masjid yang ada naungannya. Karena sudah malam rencananya mau tidur disitu. Itupun tidurnya sambil duduk. Oleh penjaga masjid itu diusir lagi, bahkan kemudian diseret sampai ke tengah jalan.

Saat itu, kebetulan ada orang tua yang lewat dan orang tua itu merasa kasihan kepada Imam Ahmad lalu menawarkan kepada Imam Ahmad untuk tidur dirumahnya.

Akhirnya, Imam Ahmad ikut dan ternyata orang tua itu adalah seorang tukang roti. Orang tua itu membuat roti malam hari untuk dijual besok pagi.

Pada saat Imam Ahmad mau istirahat, dia melihat tukang roti tersebut sedang membuat adonan roti dan setiap kali tangannya bergerak terdengar kalimat : “astaghfirulloh…astaghfirulloh…” dari mulutnya.

Imam Ahmad heran, tukang roti itu sepanjang malam istighfar. Imam Ahmad bertanya : “sejak kapan engkau berbuat seperti ini?”, Tukang roti itu menjawab : “sejak saya masih muda”.

Imam Ahmad bertanya lagi : “dengan selalu istighfar ini, apa yang engkau dapatkan?”. Tukang roti itu menjawab ” “semua yang saya inginkan, semua yang saya harapkan, Alloh sudah memberi dengan istighfar ini”, kecuali satu hal yakni sampai sekarang saya masih mengharapkan karena belum terkabul”. “Apa itu?,” tanya imam Ahmad.

Kata tukang roti itu, “dari dulu saya ingin ketemu dengan Imam Ahmad, seorang ulama yg sangat terkenal itu”.

Imam Ahmad langsung takbir, ” Allohu Akbar !”. “Aku ditarik dari masjid, aku ditarik sampai ke tengah jalan karena Alloh mengabulkan doamu !”.

Subhanallah! Itulah bukti bagaimana Allah membuktikan dalil tentang orang yang selalu membiasakan istighfar.

Mungkin kita tidak langsung mendapatkan apa yang kita inginkan tapi pada saatnya Alloh akan memberikan. Sekarang kita koreksi diri kita, apakah kita sudah selalu dzikir kepada Alloh apa belum?

Nama Allah “Al-Ghofur” الْغَفُوْرُ dalam Asmaul Husna

Salah satu nama Allah dalam Asmaul Husna adalah Al Ghofur artinya Alloh Dzat Yang Maha Pengampun yang akan mengampuni semua dosa. Tidak hanya mengampuni tetapi juga menutupi dosa-dosa kita, tidak disebar, tidak dibentang kepada mahluk yang lain.

Para ahli ilmu mengatakan; umpama kejelekan itu disebar maka tidak ada orang saling salaman, tidak ada orang yang saling menghormati. Karena kita semua pasti punya dosa dan kesalahan “kullu bani adam khothoun”.

Kita ini selalu ada di dalam kebaikan yang ditampakkan/disebar dan kejelekan yg ditutupi. Dosa kita, pelanggaran kita, kejelekan kita, pemikiran jelek kita tdk diketahui org itu suatu nikmat tersendiri.

Alloh pasti mengampuni semua dosa. Sebesar apapun dosa kita, kalau mau tobat Alloh pasti mengampuni.

لَوْ أَخْطَأْ تُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمُ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَليْكُمْ ۞ رواه إبن ماجه

Alloh pasti mengampuni asalkan syarat-syarat taubatnya terpenuhi. Bentuk Alloh mengampuni dosa-dosa itu ada buktinya.

Seandainya Alloh tdk punya sifat Al-Ghofur maka niscaya di dunia ini tidak akan ada mahluk karena langsung disiksa saat melanggar/ melakukan dosa.

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ … سورة فاطر اية ٤٥

Seandainya Alloh menyiksa kepada manusia karena dosanya maka di dunia ini tdk ada satu mahluk pun yang tersisa (karena akan langsung dibinasakan/ disiksa oleh Allah SWT). Tetapi, nyatanya Alloh itu Maha Pengampun.

Disinilah bentuk pemahaman nama Allah yakni Al-Ghofur, selain Alloh mengampuni, Alloh memberi yang lain. Apa yang kita harapkan, Alloh akan memberi.

Pernah Nabi Sulaiman keluar mau istisqo’ minta hujan karena sudah lama tidak turun hujan. Tiba-tiba Nabi Sulaiman mengajak orang-orang untuk kembali/pulang. Ketika ditanya kenapa? Nabi Sulaiman menjawab : sudah ada yang mencukupi dari mahluk Alloh. Nabi Sulaiman melihat ada semut mengangkat tangan ke langit untuk berdoa, “Yaa Alloh, saya adalah mahluk ciptaan-Mu…yaa Alloh, jangan cegah kami dari kefadholan-Mu (=air) krn dosa hamba-hamba-Mu”.

NB: Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “wa laa tufsiduu fil ardhi”. Dengan maksiat-maksiat yang dikerjakan umat manusia itu akan merusak bumi, menyebabkan rohmat Alloh tertahan.

Tidak lama kemudian turunlah hujan, doanya sudah diwakili oleh semut. Terkadang manusia kalah oleh semut. Astaghfirullohal ‘adhim.

Rasulullah SAW dalam Sehari-semalam Membaca Minimal 100 x Istighfar

إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Saya beristighfar, aku bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (HR. Bukhari),

dalam riwayat yang lain dalam Hadits Riwayat Muslim di bawah ini, Rasulullah biasa istighfar 100 kali dalam sehari.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Rasulullah SAW adalah orang yang sudah dijamin masuk surga, dosanya yang awal/ terdahulu dan yang akhir/yang akan datang sudah diampuni oleh Allah SAW, namun sebagi rasa syukur beliau, Rasulullah SAW tetap membaca istighfar memohon ampun kepada Allah dan beribadah dengan sungguh-sungguh. Beliau juga sangat menikmati shalat, hingga saking lama dan khusuk nya shalat beliau, kakinya sampai bengkak.

Raja Istighfar (Syayyidul Istighfar)

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَيِّدُ الْاِسْتِغْفارِ أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ: اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ .

Dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “ Raja Istighfar adalah jika seorang hamba mengucapkan :

Allohumma anta robbi, laa ilaaha illa anta, kholaqtani, wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ahdika wawa’dika mastatho’tu, Audzu min syarri maa shona’tu, abu u laka bini’matika ‘alayya, wa abu u bidzambi faghfirli, fainnahu laa yaghfirudzdzunuuba illa anta

(Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

(Rasulullah melanjutkan sabdanya) : “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.

Yuk, Kita Mulai Membiasakan Membaca Istighfar Minimal 100 x dalam Sehari-semalam

Pada kesempatan ini, penulis mengajak khususnya untuk diri sendiri dan umumnya untuk para pembaca blog ini, untuk terus belajar membiasakan membaca istighfar demi ridho dan pengampunan Allah SWT.

Bila kita breakdown membaca istighfar seratus kali dalam sehari-semalam sebenarnya mudah kita lakukan. Bila setiap selesai shalat kita membaca istighfar 20 x saja, maka dalam 5 waktu shalat wajib dalam hari itu kita bisa membaca istighfar 100x.

Atau saat terjebak macet, daripada mengeluarkan kata-kata sumpah serapah yang tidak berguna, lebih baik sambil istighfar. Saat di stopan pun kita bisa membaca istighfar, bila kita berhenti di stopan selama 1 menit saja dan tiap detik membaca 1x istighfar maka sudah dihasilkan 60 x istighfar, dan dua kali kenan stopan sudah kita baca minimal 100x. mudah bukan?

Istighfar bisa dikerjakan sambil duduk-duduk, sambil berjalan, sambil naik sepeda, sambil naik motor, sambil menyetir mobil, sambil memasak, sambil membuat adonan kue, dll.

Astaghfirulloh…astaghfirulloh…astagfirulloh…astaghfirulloh…astaghfirulloh…astagfirulloh…astaghfirulloh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *