5 Resep untuk para Ahli Maksiat. Silahkan Bermaksiat Ria Asalkan Memenuhi 5 Syarat Ini.

By | 20 Mei 2016
Alkisah Ibrohim bin Adham seorang ulama abad ke-3, beliau di datangi oleh seorang laki-laki yang ahli maksiat. Kemudian laki-laki tersebut bertanya; ”Saya minta nasihat darimu bagaimana caranya meninggalkan maksiat, semua maksiat saya kerjakan. Saya ingin tobat dan melepas diri dari dosa-dosa”.
Kemudian Ibrohim bin Adham memberi 5 (lima) resep, silahkan boleh mengerjakan maksiat asal memenuhi 5 syarat ini :

1. Ketika kamu mau mengerjakan maksiat silahkan, tetapi kamu jangan makan rezeki dari Alloh.

Laki-laki itu berfikir : ” bagaimana mungkin saya tidak makan rezekinya Alloh?”

2. Ketika kamu makan rezekinya Alloh dan kamu masih maksiat, maka carilah tempat di luar buminya Alloh.

Namun kira-kira bisa apa tidak? Meskipun terbang ke luar angkasa, itu masih buminya Alloh. Bahkan galaksi bima sakti ini hanya satu dari ribuan galaksi di luar sana.

3. Jika kamu maksiat tapi masih makan rezekinya Alloh, masih bertempat di buminya Alloh, silahkan kamu cari tempat yang Alloh tidak melihat kamu.

4. Ketika kamu maksiat tapi masih makan rezekinya Alloh, masih bertempat di buminya Alloh, masih merasa Alloh tidak melihat kamu, maka ketika malaikat maut menjemputmu, kamu jangan mau.

Kira-kira bisa apa tidak? Misal minta waktu dulu sebulan untuk ibadah. Jangankan sebulan, satu jam pun tidak bisa.

Ada seorang Bani Isroil yang kaya raya keluar rumah dengan memakai pakaian yang paling bagus, kendaraan yang paling bagus. Di jalan dia dihadang malaikat maut yang menyerupai orang tua. Dia minta ijin dulu pulang untuk pamitan, untuk ibadah.

Tidak bisa!

Karena tidak bisa mendahulukan dan mengakhirkan mati. Tapi kalau malaikat maut itu datang kepada orang iman, orang iman malah berkata; kamu yang saya tunggu-tunggu dari kemarin.

Karena orang iman melakukan ibadah itu, yang ditunggu adalah ketemu dengan tuhannya. Beda dengan ahli maksiat yang selalu menghindar, jangan mati dulu. Kalau ahli ibadah selalu menunggu-nunggu. Nah inilah bentuk dari muroqobah.

5. Ketika kamu tidak mampu menolak ajakan malaikat maut, maka ketika nanti hari kiamat, ketika ahli surga masuk surga, ketika ahli neraka dimasukkan neraka, saat itu ketika kamu ditarik malaikat Jabaniyah – cobalah kamu menolak.

Apa kamu bisa menolak? Bukankah tidak akan mampu?.

Ternyata, di mana pun tempat adalah milik Alloh dan kita selalu diawasi Alloh, serta Alloh Tuhan kita adalah Dzat yang Maha Mengetahui dengan segala keagungan dan keperkasaan-Nya. Dan, kita tidak mungkin menghindar dari petugas-Nya yakni para malaikat termasuk malaikat pencabut nyawa yang tidak mungkin kita menghindarinya.

Ketika mengetahui bahwa Alloh itu ‘Aliim/ Maha Melihat maka disitu ada sifat muroqobah yaitu selalu merasa diawasi sehingga malu mengamalkan hal-hal yang jelek. Sudahkah kita demikian, bahwa kita selalu merasa diawasi Alloh SWT sehingga malu mengerjakan perbuatan dosa dan maksiat ???

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *