Inilah Catatan Kecil Makna Sampurasun

By | 27 November 2015

Terlepas dari polemik tentang “sampurasun” yang tengah terjadi saat ini yang tentunya para pembaca sudah mafhum, tulisan ini bukan mau mengulas “pacengkadan” yang sedang terjadi saat ini, apalagi ikut dalam pusaran kontroversi yang mungkin sebenarnya hanya merupakan “salah faham atau salah tafsir” atau kata yang sejenisnya.

Apalagi kami tidak menyaksikan dan mendengar langsung duduk perkaranya, sehingga lebih elok menahan diri agar tidak ikut terprovokasi dan tidak ikut memancing di air keruh.Setuju dengan Ketua Umum Paguyuban Pasundan M. Didi Turmudzi, Kamis (26/11/2015), yang mengimbau keluarga besarnya dan seluruh masyarakat Jawa Barat untuk tetap memelihara serta menjaga sinergi antara kearifan nilai-nilan sunda dan keagungan Islam agar keharmonisan antar seluruh komponen masyarakat di Jabar terus terjaga.

Sekali lagi, tulisan ini hanya bermaksud mengulas makna “sampurasun” yang sering diucapkan Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta, mungkin saja banyak dari kita yang tidak mengerti makna sampurasun yang sebenarnya. Penasaran? jadi, apa sih makna sampurasun itu?

Ada yang menjelaskan bahwa sampurasun berasal dari kata sampura (hampura) yang artinya punten. Kata ganti dari kalimat ” abdi nyuhunkeun dihapunten ” (saya mohon dimaafkan).

Sehingga, ketika ada seseorang mengucapkan sampurasun, maka jawaban dari kata sampurasun tersebut adalah “rampes” (baiklah dimaafkan).

Penjelasan Bupati Purwakarta tentang makna sampurasun

“Mungkin orang bertanya mengapa saya mengucapkan “sampurasun” di berbagai tempat, saya ingin menegaskan bahwa orang sunda berperadaban dalam diplomasi sejak zaman dahulu, ucapan yang penuh makna kemuliaan,” demikian dijelaskan Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta, saat ia diberi kesempatan berbicara di hadapan para pengusaha dan perwakilan negara ASEAN dalam acara ASEAN Entrepreneurship Summit 2015 di Kualalumpur, Malaysia.

“Kenapa saya berpangsi dan ber-ikat kepala, karena pakaian orang sunda memiliki makna identitas yang sarat dengan falsafah bangsa yang berperadaban”, sambungnya.

“Berangkat dari kebanggaan sebagai masyarakat yang memiliki keadiluhungan budaya, saya tegaskan sunda bukan sekedar etnis, tetapi sebuah filosofi dan ideologi,” tegasnya.

Diunggah melalui laman Facebook-nya, Rabu (25/11), secara gamblang Dedi menjelaskan tentang makna dan arti sebenarnya tentang Sampurasun dengan menggunakan judul “Catatan Kecil Sampurasun”, berikut isi tulisan Dedi Mulyadi tentang penjelasan arti Sampurasun.

CATATAN KECIL TENTANG MAKNA “SAMPURASUN”

SAMPURASUN berasal dari kalimat “sampurna ning ingsuh” yang memiliki makna “sempurnakan diri anda”. Kesempurnaan diri adalah tugas kemanusiaan yang meliputi penyempurnaan pandangan, penyempurnaan pendengaran, penyempurnaan penghisapan, penyempurnaan pengucapan yang semuanya bermuara pada kebeningan hati.

Pancaran Kebeningan hati akan mewujud sifat kasih sayang hidup manusia maka orang sunda menyebutnya sebagai ajaran siliwangi, silih asah, silih asih, silih asuh.

Ketajaman inderawi orang sunda dalam memaknai sampurasun melahirkan karakter waspada permana tinggal (ceuli kajaga ku runguna, panon kajaga ku awasna, irung kajaga ku angseuna, letah kajaga ku ucapna yang bermuara pada hate kajaga ku ikhlasna) waspada permana tinggal bukanlah sikap curiga pada seluruh keadaan tetapi merupakan manifestasi dari sosok perilaku sunda yang deudeuhan welasan, asihan, nulung kanu butuh nalang kanu susah nganteur kanu sieun nyaangan kanu poekeun) selalu bersikap tolong menolong pada sesama hidup

Sikap ini melahirkan budaya gotong royong yang dilandasi semangat sareundeuk saigel sabobot sapihaeuan, ka cai jadi saleuwi ka darat jadi salogak, sistem komunalitas yang bermuara pada kesamaan titik penggerak pada sang Maha Tunggal Penguasa Seluruh Kesemestaan

Memusatkan seluruh energi kemanusiaan pada KemahaTunggalan Allah Penguasa Alam Semesta melahirkan karakter peng-aku-an dalam diri orang sunda hirup ukur sasampeuran awak ukur sasampayan sariring riring dumadi sarengkak saparipolah sadaya kersaning Gusti Nu Maha Suci, sifat totalitas ini melahirkan sosok yang bernama Rawayan Jati Ki Sunda.

Itulah makna sampurasun yang sering diucapkan orang sunda. Tentunya, untuk menghindari fitnah, bagi umat Islam sebaiknya sebelum mengucapkan sampurasun, lebih dahulu mengucapkan “assalamu alaikum”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *