Pengertian dan Keutamaan Puasa Asyura, 9 – 10 Muharram

By | 21 Oktober 2015
pengertianpuasa

PENGERTIAN PUASA ASYURA (باب فواسا عاشوراء)

Pada tanggal 9 dan 10 Bulan Muharram / Bulan Asyura, yang insyaAllah untuk tahun ini di Indonesia bertepatan pada hari Kamis dan Jumat (tanggal 22 dan 23 Oktober 2015), bagi kaum muslim yang mampu / kuat, tidak ada halangan / udzur, dianjurkan untuk berpuasa dua hari tanggal 9 dan 10 muharram tersebut yang disebut PUASA MUHARRAM / PUASA ASYURA.

Fadhilah (kefadhalan/ Keutamaan nya) yakni Pahala mengikuti Sunnah Rasulullah SAW dan harapan bahwa Allah menghapus dosa-dosa kita setahun yang lalu.

Dalil-dalil Hadits Seputar Puasa ‘Asyura/ Keutamaan Puasa Asyura di Bulan Muharrom

1. Dalil-dalil puasa Asyura pada bulan Muharrom :

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ 

 أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Paling utamanya puasa setelah Ramadlan ialah puasa di bulan Muharram, dan paling utamanya shalat sesudah shalat fardhu, ialah shalat malam.” (HR. Shahih Muslim no. 1163)

Hadits Abu Hurairah di atas menunjukkan bahwa puasa muharram merupakan puasa sunnah yang terbaik dan terutama, dan keutamaannya adalah Allah akan mengampuni semua dosa setahun yang lalu. 

عَن ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِصَوْمِ عَاشُورَاءَ يَوْمَ الْعَاشِرِ٭ 

رواه الترمذي في كتاب الصوم

Artinya : dari Ibni Abbas, Rasulullah SAW mememerintahkan berpuasa ‘asyura pada hari kesepuluh muharram (tanggal 10 muharram).

 Perintah Rasulullah SAW kepada para shahabat untuk berpuasa Asyura pada tanggal 10 muharram menunjukkan puasanya ini hukumnya wajib (sebelum ada kewajiban Puasa Ramadhan). Namun setelah puasa ramadhan diwajibkan, puasa inipun menjadi sunnah.

Hadits dari Abu Qotadah Rodhiyallohu ‘Anhu tentang sabda Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Sallam, bahwa dengan puasa ‘Asyura ini Rasulullah berharap dapat dihapus dosa selama setahun sebelumnya puasa.”

Dari Abu Qatadah Al Anshari radhiallahu anhu dia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura`, beliau menjawab: “Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim no. 1162).

  

 عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ ٭ 

[رواه الترمذى في كتاب الصوم [صحيح

Artinya: dari Abi Qotadah, sesungguhnya Nabi SAW bersabda : ” Puasa Hari Ayura, sesungguhnya saya berharap kepada Allah bahwa Allah menghapus (mengampuni) dosa saya setahun sebelumnya puasa “

2. Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma berkata:
 
“Aku tidak pernah melihat Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam , berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan bulan Romadhon.”(HR. Bukhori dan Muslim)
 
 
3. Dari Ibnu Abbas radhiallahu dia berkata:
 
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَهُ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
 
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendatangi kota Madinah, lalu didapatinya orang-orang Yahudi berpuasa di hari ‘Asyura. Maka beliau pun bertanya kepada mereka, “Hari apakah ini, hingga kalian berpuasa?” mereka menjawab, “Hari ini adalah hari yang agung / istimewa, hari ketika Allah memenangkan Musa dan Kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun serta kaumnya. Karena itu, Musa puasa setiap hari itu untuk menyatakan syukur, maka kami pun melakukannya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kami lebih berhak dan lebih pantas untuk memuliakan Musa daripada kalian.” kemudian beliau pun berpuasa dan memerintahkan kaum puasa di hari itu. (HR. Al-Bukhari no. 3145, 3649, 4368 dan Muslim no. 1130)
 
 
وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ ٭
 رواه الترمذي في كتاب الصوم 
 

Artinya : Dan diriwayatkan dari Ibni Abbas bahwasannya Rasulullah bersabda : “berpuasalah pada tanggal 9 dan 10 Muharram, dan selisihilah orang yahudi (yang hanya puasa tanggal 9 Muharram saja)”.

4. Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma berkata: Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharrom, kita akan berpuasa
pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“ (HR. Bukhori dan Muslim)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِي الله عَنْهمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لاصُومَنَّ التَّاسِعَ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ يَعْنِي يَوْمَ عَاشُورَاءَ ٭
 رواه مسلم في كتاب الصيام

Artinya: Dari Abdillah ibni Abbas Radhiallahu Anhuma dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, ” Seandainya saya masih tetap hidup sampai tahun depan, maka saya akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram / hari ke sembilan Muharram”, dan di dalam riwayat Abi Bakr ia berkata, ” yang dimaksud adalah puasa hari asyura” (HR. Muslim no. 1134)

Dari Ibnu Abbas -radhiallahu anhuma-, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

5. Imam Ahmad dalam Musnadnya membawakan tambahan:

“Hari ‘Asyura adalah hari ketika perahu Nabi Nuh berlabuh di bukit Judiy, lalu Nabi Nuh berpuasa sebagai bentuk syukur.”

Dosa-dosa yang Diampuni dengan Melakukan Puasa Asyura

Semua dosa yang dimaksud di sini yakni dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa besar (yakni dosa syirik kepada Allah SWT, dosa yang berkaitan hukum had, diantaranya hukum ranjam (orang yang sudah menikah berbuat zina diranjam), hukum jilid/ pukul 100 x (orang yang belum pernah menikah kemudian melakukan zina), dosa mencuri yang harus dipotong tangan, dll yang meupakan dosa berani kepada orang tua, dll dosa-dosa besar, tidak akan diampuni oleh Allah kecuali dengan taubat nashuha dan telah melaksanakan kafarohnya dan tentu rahmat dari Allah. 

Berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

 “Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadlan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar.” (HR. Shahih Muslim no. 342)

Kesimpulan:

* Dengan melakukan puasa asyura kita berharap diampuni dosa selama satu tahun sebelum puasa. (NB: kalau tiap tahun kita puasa asyura berarti kalau Allah mengampuni dosa-dosa kita selama setahun sebelum puasa, berarti sepanjang tahun kita ada dalam pengampunan Allah SWT.)

* Puasa Asyura minimal dikerjakan pada tanggal 10 Muharram, dan lebih afdhal lagi kalu dikerjakan dua hari yakni tanggal 9 dan 10 Muharram karena mengikuti sabda Rasulullah yang beliau cita-citakan untuk berpuasa di tahun depannya maka disunnahkan juga puasa tanggal 9 Muharrom nya yang menunjukkan disyariatkannya mukhalafah (berbeda) dengan ahli kitab, karena tatkala orang-orang Yahudi juga berpuasa pada tanggal 10 muharram, Allah Ta’ala melalui lisan Rasul-Nya menurunkan syariat baru berupa berpuasa pada tanggal 9, dan syariat ini diturunkan semata-mata agar puasa kaum muslimin berbeda dengan puasa yahudi.

Menyambut / Menghadapi Puasa Sunnah Asyura ( di Bulan Muharram ini) kemungkinan ada 4 golongan orang :

Golongan pertama, yang puasa tgl. 10 saja dengan dasar: itulah yang pernah diperbuat oleh Rasulullah.. 

Kedua, yang puasa tgl. 9 saja dengan dasar: itulah yang telah dicita-citakan oleh Rasulullah.. 

Ketiga, yang puasa tgl. 9 dan 10 dengan dasar sebagaimana difatwakan oleh Ibnu Abbas (HR at-Tirmidzi).. 

Ke-empat, adalah yang tidak puasa tgl. 9 juga tidak puasa pada tgl 10 dengan alasan: malas (dzur bukan karena ada udzur/ halangan .. Kita jangan ikut yang malas ya.. 

Dengan melakukan Puasa Asyura ini kita niati untuk meningkatkan amal ibadah kita dan meningkatkan taqorub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah) serta agar mendapatkan pahala dan pengampunan dari Allah. 

Melihat besarnya pahala puasa asyura tersebut di atas, bukankah sayang sekali kalau kita lewatkan begitu saja, padahal kita mampu dan kuat. Yuk kita lakukan Puasa Asyura !

Semoga Allah memberi kekuatan, kemudahan, kelancaran dan utamanya semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita…dab tulisan pengertian puasa asyura dan keutamaannya ini bermanfaat untuk kita. Aamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *