Kyai Dumay

By | 25 Mei 2015
kyai

Kehadiran para juru dakwah bisa jadi kyai dumay (kyai dunia maya) yang representatif bagi seluruh umat yang hadir sebagai ‘agen’ pengingat yang bergerak gencar hilir mudik, di jejaring-jejaring sosial seperti facebook atau tweeter, mengingatkan umat untuk menjauhi hal-hal yang berbahaya yang bisa menyeret pada kemunkaran.

Sejak facebook mulai populer, diikuti oleh perkembangan bermacam gadget yang makin terjangkau harganya oleh masyarakat luas, maka dunia maya seakan-akan sudah membumi.

Hampir segala aspek kehidupan kini dapat ditemui di dunia maya. Fenomena ini tentu semakin mempercepat globalisasi, seolah-olah dunia benar-benar ada dalam genggaman.

Arus informasi dari berbagai bidang dapat dengan mudah ditemui di dunia maya ini. Hanya dengan menekan tombol ‘ok’ atau ‘enter’ apa pun bisa terkuak dan terbuka.

Makin mudah dan makin derasnya arus informasi lewat dunia maya, selain memberi nilai positif, tidak dipungkiri juga menimbulkan ekses yang negatif. Kurangnya pemahaman akan penggunaan internet secara cerdas, rasional, bijak, dan terarah, telah menjadikan beberapa orang terjebak dan harus menelan pil pahit sebagai akibat dari berinternet dengan seenaknya.

Di lain pihak, gaya hidup konsumerisme dan hedonisme juga jadi makin kental. Tidak sedikit perceraian yang terjadi dilatarbelakangi karena para pelaku perceraian tersebut menggunakan internet dengan cara-cara yang tidak rasional dan tidak bijak, tidak sedikit kaum muda belia yang masih polos juga menjadi korban dari kejahatan di dunia maya, tidak sedikit pula berjatuhan korban penipuan dari bisnis-bisnis tak jelas yang ‘berlalu-lalang, hilir mudik’ dengan bebas di dunia maya.

Dan masih banyak lagi korban dari hal-hal negatif yang dilatarbelakangi kebablasan dalam berselancar di dunia maya.

Walaupun berbagai pihak mulai dari kalangan pendidik, pakar teknologi hingga orang tua sekalipun telah menyerukan mengenai pentingnya berinternet secara sehat ( hingga diproklamirkan gerakan internet sehat), namun tetap saja masih banyak ditemui korban dari kejahatan dunia maya.

Hal ini disinyalir selain karena kurangnya pemahaman berinternet yang sehat, juga karena kurang eksisnya juru dakwah hadir dalam berbagai situs, blog-blog atau iklan-iklan yang ramai dikunjungi masyarakat luas.

Peranan Para Juru Dakwah di Dunia Maya


kyai, kyai dumaySejatinya para juru dakwah bisa hadir secara gencar untuk mengingatkan umat agar tetap berada di jalur-jalur kebajikan, seperti gencarnya iklan-iklan produk atau bahkan iklan-iklan pornografi.

Sejatinya juru dakwah bisa ikut meramaikan kancah dunia maya dari berbagai sudut, hingga dimanapun seseorang mengakses suatu informasi, apa pun bentuk informasi tersebut, para juru dakwah bisa hadir mengingatkan/menyerukan batasan-batasan dari suatu tindakan dalam berbagai bentuk konten.

Disebutkan dalam suatu hadist, ‘wa khootibin naasa ‘alaa qodri ‘uqulihim’ yang artinya ‘Dan berbicaralah kepada manusia sesuai kadar akal mereka’, dan “kadar akal mereka” sekarang ini adalah bahasa TI (Teknologi Informasi) yang serba elektronik dan serba digital yang memiliki banyak kelebihan dalam hal kecepatan, sebaran, serta keakuratannya. Maka atas dasar hadist tersebut para juru dakwah menjadi tidak punya pilihan lain selain harus menyesuaikan dengan kondisi umat. Umat yang serba digital.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh para juru dakwah di dunia maya. Seperti membuka blog khusus yang berisi ilmu-ilmu, misalnya ilmu jual beli yang sah di dunia maya atau ilmu-ilmu lainnya yang meliputi seluruh aspek kehidupan, atau para juru dakwah pun bisa hadir menjadi nara sumber untuk tanya jawab umat, bahkan para juru dakwah pun diharapkan bisa hadir sebagai ‘agen’ pengingat yang bergerak gencar hilir mudik, di jejaring-jejaring sosial seperti facebook atau tweeter, mengingatkan umat untuk menjauhi hal-hal yang berbahaya yang bisa menyeret pada kemunkaran, sehingga kehadiran para juru dakwah tersebut bisa jadi kyai dumay (kyai dunia maya) yang representatif bagi seluruh umat.

Kemajuan teknologi pun akan mempermudah para juru dakwah untuk menyeru umat tidak hanya dibelahan bumi Indonesia, namun justru bisa ikut mengglobal, mendunia, menyeru umat diberbagai belahan dunia lainnya.

Dengan kemudahan fasilitas translate bermacam-macam bahasa, dan fasilitas berbagai jaringan sosial akan makin memudahkan juru dakwah menjalin silaturahmi dengan umat dari berbagai belahan dunia.

Diharapkan dengan makin banyaknya sebaran jaringan para juru dakwah diberbagai belahan dunia, bisa meminimalisir atau bahkan bisa menghapustuntaskan virus-virus kejahatan dunia maya, serta penjadi pengingat umat untuk tidak kebablasan dalam menggunakan dunia maya.

Terlalu naif jika kita tidak mengakui bahwa zaman kini sudah bergeser ke zaman serba digital, serba internet, sehingga mau tidak mau, jika juru dakwah tetap memiliki keinginan mulia untuk selalu menyerukan kebajikan pada umat, maka hadirlah secara intens di dunia maya.

Jadilah Kyai dumay yang akan dengan mudah ditemui umat ketika mereka menekan tombol ‘ok’ atau ‘enter’. Janganlah peralihan zaman ini menjadikan para juru dakwah ditinggalkan oleh umatnya. Jika para juru dakwah tetap memegang metoda klasik dalam penyampaian dakwahnya, maka tidak menutup kemungkinan suatu saat, ia akan ditinggalkan umatnya, dan kehancuran umat akan makin cepat terjadi.

Oleh sebab itu, betapa pentingnya kehadiran juru dakwah di dunia maya, karena kini, para pelaku kecurangan pun telah hijrah ke dunia maya. Untuk itu, selamat berjuang para kyai dumay ! Go Kyai dumay! Go! (***YZA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *